Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
Limbah MBG disulap jadi ekonomi hijau di Lumajang
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-07 20:33:35【Sehat】955 orang sudah membaca
PerkenalanSalah satu produk sayuran hasil budidaya pemuda di Lumajang, Jawa Timur. ANTARA/HO-Diskominfo Lumaja

Jakarta (ANTARA) - Seorang pemuda kreatif asal Lumajang, Jawa Timur menyulap limbah Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi ekonomi hijau yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi tinggi.
Pemuda bernama Asriafi Ath Thoriq melihat limbah MBG bukan sebagai sampah belaka, melainkan potensi bisnis hijau yang bisa membuka lapangan kerja baru.
"Limbah makanan seharusnya dipandang sebagai modal, bukan masalah. Dengan kreativitas dan bimbingan, kita bisa mencipngakan produk ramah lingkungan sekaligus meningkatkan ekonomi lokal," ujar Asriafi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Pemuda penerima Kalpataru dan Lencana Inovasi Desa dari Kementerian Desa tersebut berhasil mengolah eco enzyme, yakni cairan serbaguna hasil fermentasi limbah makanan yang dapat dijadikan disinfektan, sabun alami, pupuk cair, hingga bahan dasar pakan ternak ramah lingkungan.
Selain Asriafi, inovasi serupa juga dilakukan seorang petani muda, Dzaki Fahruddin, dari Kecamatan Yosowilangun, Lumajang. Ia mengumpulkan sisa makanan dapur MBG yang diolah menjadi eco enzyme dan pupuk cair untuk menyuburkan lahan pertaniannya.
Baca juga: Menteri LH dukung daerah tingkatkan kapasitas kelola limbah dari MBG
"Prosesnya sederhana. Limbah makanan dicacah, dicampur gula merah dan air, lalu difermentasi selama tiga bulan," ujar Dzaki.
Dari proses tersebut, ia bisa mendapatkan tanaman yang tumbuh lebih subur dengan biaya produksi lebih hemat. Para petani lain yang awalnya skeptis, kini justru ikut mengolah limbah MBG menjadi pupuk organik karena terbukti lebih ramah lingkungan dan efisien.
"Inovasi ini bukan hanya mengurangi sampah, melainkan juga menumbuhkan jiwa wirausaha hijau di kalangan anak muda desa," ucapnya.
Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Gizi Nasional (BGN) Khairul Hidayati mengapresiasi inovasi ekonomi hijau dari para pemuda Lumajang tersebut. Menurut dia, pemanfaatan limbah MBG menjadi produk ramah lingkungan adalah bentuk nyata dari ekonomi sirkuler di sektor gizi dan pangan.
“Apa yang dilakukan para pemuda di Lumajang membuktikan bahwa program MBG ngak berhenti di dapur. Ada nilai tambah ekonomi, edukasi, dan limbah menjadi ngak terbuang percuma, tapi justru memberi manfaat ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat sekitar," kata Hida.
Ia berharap seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) juga memiliki sistem pengelolaan limbah yang produktif, sehingga program MBG hadir ngak hanya untuk menyehatkan anak-anak, tapi memakmurkan desa.
Baca juga: Ini prosedur aman SPPG Cinere mulai pilih bahan hingga olah limbah MBG
Baca juga: Limbah MBG SPPG Palmerah dimanfaatkan untuk dua hal ini
Suka(941)
Artikel Terkait
- Kemenag: Sertifikat halal dorong kepercayaan konsumen dan daya saing
- Pemkot Kediri evaluasi perbedaan data penerima MBG
- Refleksi Hari Pangan Sedunia, "Berilah kami makanan secukupnya"
- Ide kegiatan seru & bermakna untuk merayakan Hari Pangan Sedunia 2025
- UNRWA: 300.000 siswa di Jalur Gaza akan kembali bersekolah
- Hindari keracunan, kapolri instruksikan pengawasan MBG diperketat
- Paus kirimkan antibiotik ke Gaza seiring masuknya bantuan
- Dinkes DKI lakukan monev pantau kasus COVID dan ISPA
- Tersedak bisa berbahaya, ini cara pertolongan pertama yang tepat
- Pemkot Bandarlampung sebut belum ada rekomendasi SLHS ke dapur MBG
Resep Populer
Rekomendasi

Promosikan kuliner, makan gratis di Sungai Kapuas ramai pengunjung

Wapres Gibran semangati siswa Ternate jadi generasi tangguh

Penulis "I Want to Die But I Want to Eat Tteokbokki" meninggal dunia

Kepala BGN : Koperasi desa merah putih jadi mitra SPPG MBG

Dinkes: Waspada ISPA, kembali pakai masker dan jaga jarak

Penulis "I Want to Die But I Want to Eat Tteokbokki" meninggal dunia

Pertamina boyong 45 UMKM binaan unggulan dalam ajang TEI 2025

Rahasia kulit sehat dan awet muda dengan 7 makanan kaya kolagen alami